Aurelia aurita
Gambar: Aurelia
aurita
Aurelia aurita merupakan anggota filum Coelenterata, kelas Scyphozoa.
Mempunyai bentuk seperti mangkuk dan dikenal sebagai Jelly Fish. Hidup di laut
secara planktonik, melayang pada badan air. Hewan ini memiliki lapisan mesoglea
yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi.
Pada masa hidupnya, bentuk tubuh
medusa lebih dominan dibandingkan dengan bentuk polip. Bentuk polip hanya
dijumpai pada waktu larva. Hewan ini memiliki alat kelamin yang terpisah pada
individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam
tubuh individu betina. Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang
menjadi larva bersilia disebut planula.
Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel.
Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut scifistoma, kemudian membentuk
tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring atau strobilasi.
Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri menjadi medusa disebut efira. Selanjutnya efira berkembang
menjadi medusa dewasa.
Gambar:
Daur hidup Aurelia aurita
Fasciola hepatica
Fasciola hepatica
atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota dari Trematoda
(Platyhelminthes). Cacing hati mempunyai ukuran panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1
– 1,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat
pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit
di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh
sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat
bergerak.
Ciri-ciri Fasciola Hepatica
Fasciola hepatica
hidup pada saluran empedu hewan ternak. Tubuh berbentuk seperti daun yang
membulat pada ujung depan dan lancip pada ujung belakang. Panjang tubuh sekitar
30 mm. alat hisap depan dikelilingi oleh mulut. Mulut dilengkapi dengan faring
dan esophagus. Cacing ini memiliki saluran pencernaan yang hanya memiliki satu
lubang sebagai mulut dan sekaligus sebagai anus.
Alat eksresi Fasciola
hepatica berupa sel api (flame cell). System saraf dilengkapi sepasang
ganglion dengan saraf longitudinal dan saraf transversal.
Alat reproduksi pada Fasciola
hepatica jantan memiliki sepasang testis dan penis. Testis bercabang-cabang
yang terletak di bagian tengah tubuh. Alat reproduksi pada cacing betina adalah
ovarium. Ovarium yang bercabang ini memiliki kelenjar kuning telur. Setiap
telur yang telah mengalami fertilisasi bercampur dengan kuning telur dan diberi
pelindung berupa cangkang.
Telur yang keluar dari tubuh cacing akan melewati saluran
empedu yang kemudian sampai di usus halus (intestin). Telur keluar dari tubuh
hewan ternak melalui feses. Telur yang berada pada lingkungan yang ideal akan
menetas pada waktu 9 hari. Jika suhu dingin, telur dapat bertahan untuk
beberapa tahun.
Telur Fasciola hepatica
menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan
berenang di air tetapi tidak lebih dari 24 jam. Mirasidium ini harus menemukan
inang sementara, yaitu siput air tawar (Lymnaea javanica). Jika larva tidak
menemukan siput air tawar, mirasidium akan mati. Larva mirasidium menginfeksi
siput air tawar disertai menghilangkan silianya. Dalam waktu dua minggu larva
mirasidium berkembang menjadi sporokist.
Dalam tubuh siput, sporokist secara paedogenesis berkembang
menjadi larva lain yaitu disebut redia. Setiap satu sporokist akan menjadi 3-8
redia. Setelah delapan hari, redia berubah menjadi serkaria dengan ekor yang
membulat.
Serkaria ini akan keluar dari tubuh siput. Larva akan
berenang untuk beberapa jam dan menempel pada rumput air. Pada waktu menempel
di rumput air, larva serkaria melepaskan ekornya sehingga berubah menjadi
metaserkaria. Metaserkaria dapat menempel pada rumput sampai beberapa bulan.
Jika rumput dimakan oleh hewan ternak, larva ini kan masuk ke usus halus hewan
ternak. Larva ini menembus dinding usus dan bersama aliran darah dapat sampai
ke hati hewan ternak untuk beberapa minggu. Setelah dari hati, larva menuju
saluran empedu dan menjadi dewasa. Cacing dewasa dalam saluran empedu akan
bertelur. Telur tersebut keluar melalui usus.
Taenia solium
Gambar : Taenia solium
Infeksi ini disebabkan
oleh konsumsi telur tertumpah dalam kotoran manusia pembawa cacing pita. Babi
dan manusia terinfeksi karena menelan telur atau proglottids bunting. Manusia
terinfeksi baik oleh konsumsi makanan yang tercemar dengan tinja yang mengandung
telur, atau oleh autoinfection.
Dalam kasus terakhir,
seorang manusia yang terinfeksi Taenia solium dewasa bisa menelan
telur yang dihasilkan oleh cacing pita, baik melalui kontaminasi tinja atau,
mungkin, dari proglottids dibawa ke dalam perut oleh reverse gerak peristaltik.
Sekali telur tertelan, oncospheres menetas dalam usus, menginvasi dinding usus,
dan bermigrasi ke otot lurik, serta otak, hati, dan jaringan lain, di mana
mereka berkembang menjadi cysticerci. Pada manusia, kista dapat menyebabkan
sequelae serius jika mereka pelokalan di otak, mengakibatkan
neurocysticercosis. Siklus hidup parasit selesai, mengakibatkan infeksi cacing
pita manusia, ketika manusia menelan cysticerci mengandung daging babi kurang
matang. Kista evaginate dan melampirkan ke usus kecil oleh scolex mereka.
Cacing pita dewasa berkembang, (up to 2-7 m dengan panjang dan menghasilkan
kurang dari 1000 proglottids, masing-masing dengan sekitar 50.000 telur) dan
berada di usus kecil selama bertahun-tahun.
Ascaris lumbricoides
Gambar:
Ascaris lumbricoides Gambar:
Daur hidup Ascaris lumbricoides
Bentuk infektif bila tertelan oleh manusia dengan menetas
diusus halus. Larvanya akan menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah
atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah
ke paru, larva yang ada di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding
alveolus masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus
dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga akan menimbulkan
rangsangan pada faring. Selanjutnya larva akan masuk ke saluran pencernaan dan
di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa akan melakukan
perkawinan sehingga cacing betina akan gravid dan bertelur. Telur cacing akan
bercampur dengan faeces manusia. Pada saat buang air besar telur keluar bersama
faeces dan berada di alam (tanah) untuk menjadi matang. Telur matang tertelan
kembali oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi telur. Satu putaran
siklus hidup Ascaris lumbricoides
akan berlangsung kurang lebih selama dua bulan.
Wuchereria bancrofti
Wuchereria bancrofti atau disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nemathelminthes. Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut filarial
Gambar: Wuchereria bancrofti
Gambar: Daur hidup Wuchereria
bancrofti
Cacing
ini hidup pada pembuluh limfe di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat
menyumbat aliran limfe sehingga kaki menjadi membengkak. Pada saat dewasa,
cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing
berukuran kecil yang disebut mikrofilaria.
Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke
peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang
menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke
dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan
masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan
tertular penyakit ini, demikian seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar