Selasa, 11 November 2014

KINGDOM ANIMALIA



 Aurelia aurita
 
Gambar: Aurelia aurita

Aurelia aurita merupakan anggota filum Coelenterata, kelas Scyphozoa. Mempunyai bentuk seperti mangkuk dan dikenal sebagai Jelly Fish. Hidup di laut secara planktonik, melayang pada badan air. Hewan ini memiliki lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi.

Pada masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih dominan dibandingkan dengan bentuk polip. Bentuk polip hanya dijumpai pada waktu larva. Hewan ini memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel. Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut scifistoma, kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring atau strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri menjadi medusa disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.

 

Gambar: Daur hidup Aurelia aurita

 




Fasciola hepatica

 

Fasciola hepatica atau disebut juga Cacing hati merupakan anggota dari Trematoda (Platyhelminthes). Cacing hati mempunyai ukuran panjang 2,5 – 3 cm dan lebar 1 – 1,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak.

Ciri-ciri Fasciola Hepatica

Gambar : Daur hidup Fasciola hepatica

Fasciola hepatica hidup pada saluran empedu hewan ternak. Tubuh berbentuk seperti daun yang membulat pada ujung depan dan lancip pada ujung belakang. Panjang tubuh sekitar 30 mm. alat hisap depan dikelilingi oleh mulut. Mulut dilengkapi dengan faring dan esophagus. Cacing ini memiliki saluran pencernaan yang hanya memiliki satu lubang sebagai mulut dan sekaligus sebagai anus.
Alat eksresi Fasciola hepatica berupa sel api (flame cell). System saraf dilengkapi sepasang ganglion dengan saraf longitudinal dan saraf transversal.
Alat reproduksi pada Fasciola hepatica jantan memiliki sepasang testis dan penis. Testis bercabang-cabang yang terletak di bagian tengah tubuh. Alat reproduksi pada cacing betina adalah ovarium. Ovarium yang bercabang ini memiliki kelenjar kuning telur. Setiap telur yang telah mengalami fertilisasi bercampur dengan kuning telur dan diberi pelindung berupa cangkang.
Telur yang keluar dari tubuh cacing akan melewati saluran empedu yang kemudian sampai di usus halus (intestin). Telur keluar dari tubuh hewan ternak melalui feses. Telur yang berada pada lingkungan yang ideal akan menetas pada waktu 9 hari. Jika suhu dingin, telur dapat bertahan untuk beberapa tahun.
 

Gambar : Daur hidup Fasciola hepatica

Telur Fasciola hepatica menetas menjadi larva bersilia yang disebut mirasidium. Mirasidium akan berenang di air tetapi tidak lebih dari 24 jam. Mirasidium ini harus menemukan inang sementara, yaitu siput air tawar (Lymnaea javanica). Jika larva tidak menemukan siput air tawar, mirasidium akan mati. Larva mirasidium menginfeksi siput air tawar disertai menghilangkan silianya. Dalam waktu dua minggu larva mirasidium berkembang menjadi sporokist.
Dalam tubuh siput, sporokist secara paedogenesis berkembang menjadi larva lain yaitu disebut redia. Setiap satu sporokist akan menjadi 3-8 redia. Setelah delapan hari, redia berubah menjadi serkaria dengan ekor yang membulat.
Serkaria ini akan keluar dari tubuh siput. Larva akan berenang untuk beberapa jam dan menempel pada rumput air. Pada waktu menempel di rumput air, larva serkaria melepaskan ekornya sehingga berubah menjadi metaserkaria. Metaserkaria dapat menempel pada rumput sampai beberapa bulan. Jika rumput dimakan oleh hewan ternak, larva ini kan masuk ke usus halus hewan ternak. Larva ini menembus dinding usus dan bersama aliran darah dapat sampai ke hati hewan ternak untuk beberapa minggu. Setelah dari hati, larva menuju saluran empedu dan menjadi dewasa. Cacing dewasa dalam saluran empedu akan bertelur. Telur tersebut keluar melalui usus.


Taenia solium
 


Gambar : Taenia solium


Gambar : Daur hidup Taenia solium


Infeksi ini disebabkan oleh konsumsi telur tertumpah dalam kotoran manusia pembawa cacing pita. Babi dan manusia terinfeksi karena menelan telur atau proglottids bunting. Manusia terinfeksi baik oleh konsumsi makanan yang tercemar dengan tinja yang mengandung telur, atau oleh autoinfection.
Dalam kasus terakhir, seorang manusia yang terinfeksi Taenia solium dewasa bisa menelan telur yang dihasilkan oleh cacing pita, baik melalui kontaminasi tinja atau, mungkin, dari proglottids dibawa ke dalam perut oleh reverse gerak peristaltik. Sekali telur tertelan, oncospheres menetas dalam usus, menginvasi dinding usus, dan bermigrasi ke otot lurik, serta otak, hati, dan jaringan lain, di mana mereka berkembang menjadi cysticerci. Pada manusia, kista dapat menyebabkan sequelae serius jika mereka pelokalan di otak, mengakibatkan neurocysticercosis. Siklus hidup parasit selesai, mengakibatkan infeksi cacing pita manusia, ketika manusia menelan cysticerci mengandung daging babi kurang matang. Kista evaginate dan melampirkan ke usus kecil oleh scolex mereka. Cacing pita dewasa berkembang, (up to 2-7 m dengan panjang dan menghasilkan kurang dari 1000 proglottids, masing-masing dengan sekitar 50.000 telur) dan berada di usus kecil selama bertahun-tahun.

 
Ascaris lumbricoides

                       
Gambar: Ascaris lumbricoides                        Gambar: Daur hidup Ascaris lumbricoides

Bentuk infektif bila tertelan oleh manusia dengan menetas diusus halus. Larvanya akan menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru, larva yang ada di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus  masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga akan menimbulkan rangsangan pada faring. Selanjutnya larva akan masuk ke saluran pencernaan dan di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa akan melakukan perkawinan sehingga cacing betina akan gravid dan bertelur. Telur cacing akan bercampur dengan faeces manusia. Pada saat buang air besar telur keluar bersama faeces dan berada di alam (tanah) untuk menjadi matang. Telur matang tertelan kembali oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi telur. Satu putaran siklus hidup Ascaris lumbricoides akan berlangsung kurang lebih selama dua bulan.


Wuchereria bancrofti

 

Wuchereria bancrofti atau disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Nemathelminthes. Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut filarial

 

 

Gambar: Wuchereria bancrofti

Gambar: Daur hidup Wuchereria bancrofti

Cacing ini hidup pada pembuluh limfe di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfe sehingga kaki menjadi membengkak. Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar